“Jangan gunakan sosial media untuk menarik perhatian orang lain, gunakanlah untuk memberikan hal positif kepada orang lain” – Dave Willis
Bogor Group - Kemajuan teknologi yang berkembang saat ini banyak menimbulkan hal yang beragam bahkan dapat memunculkan fenomena baru di masyarakat. Salah satunya pekembangan media yang berbasis internet atau yang sering di sebutdengan media social atau Social Media. Social media sendiri saat ini sudah tidak terpisahkan lagi dari gaya hidup modern, bahkan menjadi salah satu kebutuhan. Media Sosial sendiri pada dasarnya bertujuan untuk membantu seseorang berkomunikasi melintasi jarak dan ruang. Akan tetapi semakin bergesernya konsep gaya hidup yang berkembang saat ini, fungsi media social juga mengalami perubahan.
Saat ini media social menjadi salah satu ajang untuk mengekspresikan perasaan atau untuk menunjukan sesuatu kepada orang lain, hanya saja hal tersebut tak jarang dilakukan secara berlebih bahkan mengumbar urusan pribadi yang tidak seharusnya diperlihatkan. Dikalangan remaja, media sosial juga sering kali digunkan sebagai ajang pamer. Lalu apasih sebenarnya alasan seseorang terlalu sering meng-update di sosial media? Berikut beberapa alasannya :
Memberikan Perasaan Menyenangkan
Sebenanya jika kita pikir-pikir lagi apa sih manfaatnya kita meng-update keberadaan kita seperti di aplikasi sosial media, atau menulis status yang hanya sekedar menyatakan kita berada dimana dan sedang makan apa. Akan tetapi menurut penelitian terakhir kecenderungan seseorang menceritakan tentang dirinya mempengaruhi pelepasan senyawa kimia di otak yang memberikan perasaan menyenangkan, dalam pandangan psikologi sendiri dikenal sebagai Asertif yaitu kita menyampaikan perasaan kita sehingga dapat menimbulkan perasaan lebih lega atau menyenangkan.
Kebutuhan untuk didengarkan
Mungkin bagi sebagian orang tidak mudah untuk menceritakan seseuatu dengan orang lain secara langsung, atau bisa jadi jadi tidak banyak juga orang yang mau mendengarkan keluh kesah orang lain. nah, alasan inilah yang menjadi salah satu penyebab mengapa seseorang lebih sering curhat dan mencurahkan isi hatinya melalui sosial media. Kebutuhan untuk didengarkan ternyata menjadi salah satu kebutuhan dasar manusia, bahkan Dale Carnegie, seorang penulis Amerika, dalam penelitiannya menunjukan bahwa kebutuhan manusia untuk didengarkan sertara dengan kebutuhan untuk makan, kesehatan, tempat tinggal, dan seks. Wajar saja yaa begitu banyak orang yang sering mengungkapkan perasaannya di sosial media, tapi alangkah baiknya jika kita lebih mengembangkan komunikasi secara langsung, selain dapat mempererat hubungan juga lebih minim resiko akibat curhat di media sosial.
Kebutuhan untuk Dikenal
Menurut pandangan psikologi salah satu alasan seseorang eksis di media sosial adalah karena kecenderungan ingin dikenal dan dilihat banyak orang. Tidak dipungkiri bahwa dengan terkenal maka orang secara psikologis akan merasa lebih bangga, hal tersebut juga merupakan hal yang wajar. Akan tetapi fenomena yang berkembang saat ini adalah pengguna media sosial mengekspresikan dirinya secara berlebihan dan bertentangan dengan nilai moral yang dijunjung dalam masyarakat. Dan tidak jarang postingan yang berkonten negatif tersebut menjadi trend dan dianggap goals bagi sebagian orang.
Oleh karena itu, sebaiknya kita sebagai pengguna sosial media dengan lebih bijak dan mulailah lebih peka terhadap masalah dan dampak yang akan terjadi baik bagi diri sendiri atau bagi lingkungan sekitar, dan mulai memahami bahwa ketenaran karena sebuah prestasi lah yang patut dibanggakan. Akan tetapi jika ketenaran tersebut berasal dari benda-benda yang bersifat materi yang dipamerkan di media sosial bukanlah sebuah prestasi.
Sumber data tulisan (sertaan daftar pustaka atau footnote)
Jurnal : Sosial Media dalamPersfektifPsikologi, olehSelvianatahun 2016
Sainsme.com : Alasan Orang Keranjingan Update Status
Advertisement