banner here

Aplikasi Palsu Ini Diam-Diam Curi Data

- 08 Juli
advertise here

Bogor Group - Pengguna smartphone Android harus lebih berhati-hati. Belakangan telah ditemukan aplikasi palsu berkedok penghemat baterai yang diam-diam melakukan sesuatu yang merugikan. Aplikasi palsu tersebut diketahui mencuri lokasi, nomor telepon dan isi pesan teks di ponsel Anda.

Informasi yang dicuri nantinya dapat digunakan pelaku untuk mengakses rincian pembayaran yang dimiliki pengguna smartphone. Hal tersebut pertama kali diketahui oleh lembaga riset keamanan siber RiskIQ.

RiskIQ mulanya menemukan aplikasi yang menjanjikan untuk membantu pemilik smartphone dalam urusan menghemat baterai. Sekilas mungkin terdengar bermanfaat, tetapi salah satu aplikasi Android seperti itu di Google Play Store ternyata memiliki sisi yang berbahaya.

Ya, hanya salah satu dari sekian banyak. Sebab di Google Play Store memang berjejer aplikasi serupa yang bisa dipilih pengguna Android. Nama dari aplikasi penghemat baterai yang berbahaya itu adalah Advanced Battery Saver.


Kebohongan dimulai dengan peringatan pop-up di ponsel Android Anda. "Pembersihan mungkin diperlukan, untuk mencegah baterai melambat," begitulah kira-kira bunyi peringatan yang sekilas mengancam pengguna yang kurang waspada. Kemudian Pop-up tersebut mengarahkan pengguna untuk menginstal aplikasi penghemat baterai tingkat lanjut dengan tautan ke aplikasi di Google Play Store.

Di samping aplikasi berfungsi untuk menghemat baterai, perangkat lunak itu juga diam-diam mendapatkan akses ke data pribadi Anda. Tidak berhenti di situ, aplikasi ini juga diam-diam menjalankan iklan-klik di latar belakang perangkat Anda.

Dalam blognya, RiskIQ menjelaskan tentang aplikasi penghemat baterai asli tapi palsu itu. RiskIQ mengatakan, meski mungkin tampak jinak, iklan juga mencuri informasi dari ponsel, termasuk IMEI, nomor telepon, jenis telepon, merek, model, lokasi, dan banyak lagi.

"Sejauh ini, aplikasi telah diunduh oleh lebih dari 60.000 pengguna. Jika Anda salah satunya, kami sarankan untuk segera menghapusnya, dan menginstal program anti-malware ke dalam ponsel Anda untuk menangkal efek yang lebih parah dari aplikasi palsu tersebut," kata RiskIQ.

Beruntung, Google tampaknya kini telah menghapus aplikasi tersebut dari Play Store.

Sumber: Jawa Pos
Advertisement advertise here
 
banner here