banner here

Bukti Kebenaran Alquran

- 11 Juni
advertise here

TAFSIR Al Mishbah episode 25 membahas Alquran Surah Fussilat ayat 49-54. Surah ini berbicara tentang manusia secara umum. Manusia ada yang baik dan buruk.

Diawali ayat 49 yang berisi tentang perbuatan manusia yang tidak sesuai dengan tuntunan Allah. Ayat itu berbunyi ‘Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika ditimpa malapetaka, mereka berputus asa dan hilang harapannya’.

Manusia, tidak pernah jemu untuk memohon, meminta, berusaha untuk mendapat kenikmatan duniawi. Namun, apabila disentuh sesuatu yang negatif, ia menjadi putus asa, hilang harapan kepada Allah. Padahal, mestinya manusia tidak berputus asa karena ia percaya Tuhan yang mampu memberinya melebihi harapannya.

Dilanjutkan dengan ayat 50. ‘Dan jika Kami berikan kepadanya suatu rahmat dari Kami setelah ditimpa kesusahan, pastilah Dia berkata ‘Ini adalah hakku, dan aku tidak yakin bahwa hari kiamat itu akan terjadi. Dan jika aku dikembalikan kepada Tuhanku, sesungguhnya aku akan memperoleh kebaikan di sisi-Nya’.

Manusia yang disebutkan tidak pernah habis keinginannya, ketika disentuh sedikit rahmat dari Allah setelah dia mengalami kesulitan, akan berkata bahwa kesuksesannya berasal dari dirinya, merupakan hak miliknya. Manusia digambarkan sangat angkuh, mengaku keberhasilannya atas keberhasilan sendiri. Padahal, tidak ada keberhasilan tanpa bantuan Allah.

Karena itu, ajaran Nabi, pekerjaan harus diawali dengan bismillah. Memulai sesuatu atas izin Allah dan dapat melakukannya atas bantuan Allah. Setelah digambarkan bahwa sikap manusia yang negatif, ayat selanjutnya, ayat 51, menegaskan kembali sifat manusia. ‘Dan apabila Kami berikan nikmat kepadanya, dia berpaling dan menjauhkan diri (dengan sombong), tetapi apabila ditimpa malapetaka, maka dia banyak berdoa’.

Karena melihat sifat manusia seperti itu, Allah mengatakan kepada Nabi Muhammad untuk disampaikan kepada orang yang mengingkari Allah, ‘Katakanlah, bagaimana pendapatmu jika (Alquran) itu datang dari sisi Allah, kemudian kamu mengingkarinya. Siapakah yang lebih sesat daripada orang yang selalu berada dalam penyimpangan yang jauh (dari kebenaran)?’

Sungguh tidak ada yang lebih sesat daripada orang yang berpaling jauh dari kebenaran. Lalu Allah berjanji ‘Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Alquran itu adalah benar. Tidak cukupkah bagi kamu bahwa Allah menyaksikan segala sesuatu’.

Maka, bagi mereka yang meragukan pertemuan dengan Allah pada hari kemudian, sekali lagi ditekankan bahwa Allah meliputi seluruh penjuru alam raya dan menyaksikan segalanya. Itu tertuang dalam ayat 54 yang berbunyi ‘Ingatlah, sesungguhnya mereka dalam keraguan tentang pertemuan dengan Tuhan mereka. Ingatlah, sesungguhnya Dia Maha Meliputi Segala Sesuatu’.

Penulis: Quraish Shihab
Advertisement advertise here
 
banner here